Durasi Feature Radio sekitar 5-10 menit.
Contoh Format Feature Radio
Tema: Pemilu 2014
- Opening (Lead).
- Musik (Fade in-under)
- VO (Voice Over) > Deskripsi Pemilu 2014
- Sound Effect-Smash
- VO (Voive Over) > Parpol Peserta Pemilu
- Insert > Wawancara KPU
- Musik > Instrumental (Fade in-under)
- VO (Voice Over) > Peta Kekuatan Parpol Menurut Survei
- Insert > Wawancara Pengamat
- SFX > (Fade Out)
- Musik Instrumental
- Insert > Opini Masyarakat (Vox Pop) tentang Pemilu 2014
- SFX-Smash
- VO (Voice Over) > Closing
- Sign Out
Teknik Produksi Feature Radio
Tahapan pembuatan Feature Radio menurut Dodi Mawardi:
1. Tentukan tema. Semua masalah bisa diangkat menjadi feature radio. Mulai dari masalah sosial, personal, politik, ekonomi, budaya dll. Tidak ada batasan tema apa yang bisa atau tidak bisa dijadikan bahan feature. Yang penting, bisa disajikan dengan sangat menarik!
2. Tentukan sudut pandang (angle).
Sebuah tema bisa diulas dari 1001 macam sudut pandang. Kreativitas pembuatan feature berawal dari pemilihan tema dan penentuan sudut pandang.
3. Pastikan data-data pendukung bisa dikumpulkan (riset).
Riset ini menjadi salah satu kunci keberhasilan sebuah liputan. Apalagi feature yang berdurasi lebih panjang dibanding program informasi lainnya. Di negara maju, radio-radio menampilkan feature berdurasi rata-rata 30 menit sampai 60 menit. Di Indonesia, sebagian besar baru mampu membuat feature dengan durasi 5 – 10 menit saja.
4. Tentukan narasumber dan waktu wawancara.
Pastikan narasumber adalah sumbe utama dalam tema ini bukan narasumber kedua atau malah hanya pengamat saja (narasumber ketiga). Narasumber akan berpengaruh terhadap bobot feature Anda.
5. Siapkan daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber.
Jangan pernah sekali-sekali sombong dengan tidak menyiapkan daftar pertanyaan.
6. Pilih suara-suara atau bunyi atau musik yang akan dijadikan pelengkap feature.
Tentukan sejak awal, bahkan sebelum naskah dibuat.
7. Pastikan suara/bunyi dan musik tersebut dapat diperoleh.
Jangan pernah mencampuradukan suara/bunyi yang dibuat-buat seolah asli dari narasumber/peristiwa. Misalnya kejadian bom Bali, Anda memilih bunyi bom yang mudah dicari di internet atau dari film.
Bila suara bom itu yang Anda pilih tanpa memberitahu pendengar bahwa suara itu bukan suara bom Bali, maka Anda telah membohongi publik. Demikian pula pemilihan musik latar feature tersebut, tidak boleh sembarangan.
8. Kumpulkan seluruh bahan-bahan selengkap mungkin.9. Buatlah naskah berdasarkan tema, sudut pandang, hasil riset, hasil wawancara dan suara/bunyi pendukung. Kadang ada juga yang sudah membuat naskah (draft/naskah kasar) terlebih dahulu.
10. Pilih insert (potongan suara narasumber).
Pastikan insert yang terpilih adalah yang terbaik (patokannya: penting atau sangat menarik).
11. Panjang insert harus dibatasi. Patokannya: begitu kuping merasa bosan mendengar suara insert itu, segera potong. Biasanya paling panjang 1 menit. Rata-rata 30 detik saja.
12. Bacalah keras-keras naskah yang sudah dibuat.
Jangan pernah merasa naskah Anda sudah sempurna. Pasti akan ada revisi dan perbaikan.
Dibaca keras berfungsi sebagai:
- Editing buat telinga karena begitu telinga mengatakan tidak enak didengar berarti naskah itu harus diganti.
- Sharing kepada orang disekitar Anda, yang diharapkan akan memberikan feedback kalau naskah Anda keliru.
13. Rekam suara (voice over).
Pilih suara yang cocok untuk feature tersebut. Tidak semua narator cocok untuk feature dengan tema tertentu (misalnya tema yang bersifat sedih, gembira atau sinis).
14. Mixing. Gabungkan VO dengan insert dan suara pendukung.
anisa rahmadani jurnalistik 5a uin bandung: setelah baca materi ini saya lebih paham dan lebih mudah untuk membuat naskah berita feature radionya
ReplyDelete